Dulu, satu tempoh dulu--
pernah kita satu belanga
pernah kita satu harapan
pernah kita satu jiwa
di pelosok gedung ilmu,
kita jadi jatuh rindu dan kecintaan
pada sekolah, sahabat dan pelajaran
menuju cita kemuliaan
Dulu-dulunya, satu tempoh dulu,
kita pernah kongsi, sirap secawan
sepermainan, kita bergurauan
bahagia, dengan nikmat dan dugaan
Kendati, kini semuanya berlalu
bagai angin menderu-deru
kita, memilih haluan sendiri
atas jalan takdir dan ikhtiar
Hari ini, bila kenangan itu datang lagi,
jangan biar ia berlalu pergi
karena esok, belum tentu pasti
ia kan datang kembali
Maka benarlah kata pujangga:
“tidaklah sukar meneruskan hidup hari esok
tapi sangatlah sukar melupakan kenangan semalam --
satu tempoh dulu.”
Tiada ulasan:
Catat Ulasan